Postingan

Zhihar.

Zhihar. Zhihar (Ejaan lain: zhihar, dzihar, dhihar; Arab, الظهار) adalah suami menyerupakan istri dengan perempuan mahram dinikah baik mahram karena nasab seperti ibu, saudara perempuan kandaung, bibi; atau mahram karena perkawinan seperti ibunya istri; atau mahram karena sesusuan (radha'ah). Hukum zihar adalah haram dan pelaku zihar harus membayar kafarat atau tebusan agar dia kembali dapat melakukan hubungan intim dengan istrinya. Dari segi pengucapan (sighat) zihar ada dua macam yaitu zihar sharih (jelas/eksplisit) dan dhihar kinayah (kiasan / implisit). Sebagaimana talak, zihar sharih tidak memerlukan niat. Sedang zihar kinayah memerlukan niat. Perkataan suami pada istri: "Engkau haram bagiku" bisa disebut zihar kinayah kalau diniati zihar. Bisa berarti talak kalau diniati talak. ZIHAR (DHIHAR) ERA ARAB JAHILIYAH. Dhihar atau zihar dalam pengertian bahasa adalah suami berkata pada istrinya: Kamu seperti punggung ibuku (أنت علي كظهر أمي). Kata dhihar (zihar) berasal da

Lafadz Niat Puasa Mana Yang Benar, Romadhona Atau Romadhoni ?

Lafadz Niat Puasa Mana Yang Benar, Romadhona Atau Romadhoni ? Jawab : Menurut gramatikal bahasa arab, lafadz رمضان adalah derivasi (musytaq) dari lafadz رمض yang berarti teramat panas, sedangkan bentuk jamaknya (plural) yaitu رمضانات و ارمضاء, artinya boleh dijamak muannas salimkan atau dijamak taksirkan (Ahmad Bin Muhammad Al Fayyumi dalam kitab Al Misbah) Sedangkan menurut Sulaiman Bin As Suwaifi dalam kitab Tuhfatul Habib menjelaskan bahwa lafadzرمضان  musytaq dari lafadz الرمض yang berarti membakar, tentu yang dikehendaki dalam konteksnya adalah membakar dosa. Kalau kita mengupas lafadz رمضان dari sisi nahwunya kata ROMADHON termasuk Isim Ghairu Munshorif (karena isim alam dan tambahan alif dan nun), yang apabila dalam kondisi i’rob Jer maka alamatnya menggunakan FATHAH menjadi (ROMADHONA), namun apabila isim tersebut disandarkan kepada lafadz setelahnya (diidlofahkan) atau kemasukan Alif-Lam (AL) maka tanda i’rob Jernya menggunakan KASROH menjadi ROMADHONI (NI) bukan (NA). Imam Ib

Amalan Agar Rizkinya Bertambah Dan Di Berikan Kecukupan Sama Allah.

Amalan Agar Rizkinya Bertambah Dan Di Berikan Kecukupan Sama Allah. من واظب على قراءته في كل يوم تسعا وثلاثين مرة زاد رزقه وصب عليه الخير من حيث لا يحتسب وأغناه الله عن خلقه Barangsiapa membaca doa ini sebanyak 39x dalam setiap hari (bagusnya dibaca habis sholat Subuh atau tengah malam sehabis sholat Tahajud) maka dengan ijin Allah rizkinya bertambah, mendapatkan kebaikan yang tidak disangka-sangka dan insya Allah diberi kecukupan (tidak butuh bantuan atau pemberian makhluk), ini doanya yang dibaca sebanyak 39x : وَصُبَّ عَليَّ الرِّزْقَ صُبَّةَ رَحْمَةٍ فَاَنْتَ رَجَا قَلْبِى الْكَسِيْرِ مِنَ الْخَبت WA ShUBBA 'ALAYYAR RIZQO ShUBBATA ROHMATIN FA-ANTA ROJAA QOLBIL KASIIRI MINAL KhOBAT. "(Ya Allah) Siramilah untukku dengan siraman rezeki dan siraman rahmat, dan Engkaulah harapan hati yang retak karena hancur/banyak dosa". (Kitab Mambaul Ushulul Hikmah - Al Imam Al Hakim Abul Abbas Ahmad bin Ali Al Buniy, Bab Syarah Jaljalutiyyah Al Kubro, Hal.136, Penerbit Darul Kutub Ilmi

Amalan Agar Menjadi Ahli Hikmah Dan Kasyaf.

Amalan Agar Menjadi Ahli Hikmah Dan Kasyaf. من واظب على قراءته في كل يوم سبعا وأربعين مرة في الصباح ومثلها في المساء صار من أهل الحكمة والكشف Al Imam Al Hakim Asy Syeikh Abul Abbas Ahmad bin Ali Al Buniy dalam kitabnya Mambaul Ushulul Hikmah berkata :  Barangsiapa dengan istiqomah membaca setiap pagi hari (habis sholat Subuh) sebanyak 47x dan setiap sore hari (habis sholat Maghrib) sebanyak 47x amalan ini :  وَصُبَّ عَلَى قَلْبِي شَآَبِيْبَ رَحْمَةٍ بِحِكْمَةِ مَوْلَانَا الْحَكِيْمِ فَأَحْكَمَتْ WA ShUBBA 'ALAA QOLBII SyA-AABIIBA ROHMATIN BIHIKMATI MAULAANAL HAKIIMI FA-AHKAMAT. "(Ya Allah) Siramilah atas hatiku dengan bertumbuhnya berbagai macam rahmat dengan hikmahMu (kebijaksanaanMu) Wahai Tuhan kami Yang Maha Bijaksana maka bijaksanakanlah hati aku". Maka akan menjadi ahli hikmah dan dapat menyingkap rahasia alam ghaib (kasyaf). (Kitab Mambaul Ushulul Hikmah - Al Imam Al Hakim Abul Abbas Ahmad bin Ali Al Buniy, Bab Syarah Jaljalutiyyah Al Kubro, Hal.116, Penerbit Darul

Amalan agar mendapatkan ilmu dihatinya, kedudukan tinggi, dicintai manusia dan berkah atas dirinya, harta bendanya dan pengikutnya.

Amalan agar mendapatkan ilmu dihatinya, kedudukan tinggi, dicintai manusia dan berkah atas dirinya, harta bendanya dan pengikutnya.   علي عظيم يا عفو وعالم  * عليم فعلمني العلوم بما حوت   من واظب على ذكر هذا البيت بعد كل صلاة ثمانية عشر مرة رزق الهيبة والقبول والعز والجاه وأحبه كل من رآه ونور الله بالعلوم قلبه وأنطق بها لسانه ونال خيرا كثيرا وبركة وسعة في نفسه وماله وأتباعه Al Imam Al Hakim Asy Syeikh Abul Abbas Ahmad bin Ali Al Buniy dalam kitabnya Mambaul Ushulul Hikmah berkata :  Barangsiapa menekuni / mengistiqomahkan atas dzikir bait nazhom ini :  علي عظيم يا عفو وعالم * عليم فعلمني العلوم بما حوت 'ALIYYUN 'AZhIIMUN YAA 'AFUWWU WA 'AALIMU, 'ALIIMUN FA'ALLIMNII AL 'ULUUMA BIMAA HAWAT. (Yaa Allah) Yang Maha Tinggi, Yang Maha Agung, Wahai Yang Memaafkan dan Mengetahui, Wahai Yang Maha Mengetahui, maka ajarkanlah kepadaku ilmu syariat dan haqiqat yang bermanfaat. setiap habis sholat lima waktu sebanyak delapan belas (18) kali, Allah akan memberi kewibawaan,

Tawasul Kirim Al Fatihah.

Bismillaahir rahmaanir rahiim  Alfaatihah ilaa hadroti man arsalahullaahu rahmatan lil’aalamiina wa syafii’an lilmudznabiina sayyidil-anbiyaa-i wal-mursaliina wa khoiril-kholqi ajma’iina wa habiibi robbil-‘aalamiina al-mushthofaa habiibinaa wanabiyyinaa wa syafii’inaa maulaanaa sayyidinaa Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam, wali’abaihil-kariimainith-thoohiriina sayyidinaa ‘abdullah ibni abdul muththolib, wa sayyidatinaa aaminah binti wahbin wa jamii’i aabaa-ihil-athhaari wa ikhwaanihi minal-anbiyaa-i wal-mursaliina wa aali kulli minhum. Wa ilaa arwaahi sayyidatinaa khodiijatal-kubroo wa sayyidinaa aliyyil-murtadhoo wa sayyidatinaa fathimataz-zahraa’i wabnaihimal-hasanaini sayyidinaal-hasani wa sayyidinaa husaini wa dzurriyyatihimaa was-sayyidati zainabi ukhtil-husaini wa sayyidinaa hamzah wal-‘abbaas, wa sayyidinaa ‘abdullah ibni ‘abbaas, wa sayyidinaa ja’far ibni abi thoolib, wa sayyidinaa ‘aqiil ibni abi thoolib, was-sayyidah ummi haani wa ummihim sayyidah

Berpakaian panjang bagi wanita muslimah.

Pernah melihat muslimah yang berpakaian panjang hingga menyapu jalanan? Ada yang bilang itu akan menjadi najis dan tidak sah shalatnya. Ada juga yang bilang itu sunnah. Lantas Mana yang Benar? Berikut Penjelasanya! Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan mengenai bagian bawah pakaian,  عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّهَا ذَكَرَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذُيُولَ النِّسَاءِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرْخِينَ شِبْرًا قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ إِذًا يَنْكَشِفَ عَنْهَا قَالَ تُرْخِي ذِرَاعًا لَا تَزِيدُ عَلَيْهِ Dari Ummu Salamah, bahwasanya ia pernah menanyakan tentang kain wanita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mereka boleh memanjangkannya satu jengkal." Ummu Salamah berkata, "Jika begitu, maka kaki mereka akan terbuka!? Beliau menjawab: "Silahkan engkau panjangkan satu hasta dan jangan lebih." (HR. An Nasa’i No