Postingan

HUKUM KELUAR MANI PADA SAAT BERPUASA DI BULAN ROMADHON.

HUKUM KELUAR MANI PADA SAAT BERPUASA DI BULAN ROMADHON. Oleh : Kiyai M. Zakaria Al Anshori. Keluar mani pada saat menjalankan ibadah puasa di bulan romadhon ada yang menyebabkan batal puasa nya dan ada yang tidak membatalkan puasanya,sebagaiamana di katakan di dalam kitab فتح العلام بمرشد الأنام فی الفقه علی مذهب السادة الشافعیة : Yang Pertama : أن خروج المنی إن کان باستمناء أی استخراج له فهو مفطر مطلقا، سواء کان بیده أو بید حلیلته أو غیرهما بحاٸل أو لا بشهوة أو لا Sesungguhnya keluar air mani jikalau di lakukan dengan cara onani/masturbasi maka hukum puasanya batal secara mutlaq (tanpa khilaf di kalangan para ulama´),baik itu dilakukan dengan tangannya sendiri, tangan isterinya atau selain keduanya dengan penghalang ataupun tidak dengan disertai syahwat atau tidak. Yang Kedua : وإن کان بغیر استمناء فتارة یکون بمباشرة کمبشارة المحارم مفطر بشرطین : Dan apabila keluar mani itu dilakukan selain dengan cara onani atau masturbasi seperti halnya bersentuhan langsung dengan w

PERMASALAHAN NIAT PUASA DI BULAN ROMADHON.

PERMASALAHAN NIAT PUASA DI BULAN ROMADHON. Oleh : Kiyai M. Zakaria Al Anshori. Untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan, seorang muslim diwajibkan untuk membaca niat karna menjadi salah satu dalam rukun rukunnya ibadah puasa. Banyak beberapa permasalahan di dalam niat puasa khususnya dalam melaksanakan ibadah puasa di dalam bulan Romadhon tidak begitu memahami betul bagaiamana niat yang baik nan benar serta mengetahui beberapa masail tentang masalah niat puasa.Diantaranya sebagai berikut : لو شک هل طلع الفجر أم لا ؟ ثم نوی لم یصح للتردد فی النیة ، بخلاف ما لو نوی ثم شک هل طلع أم لا ؟ فإنه یصح لأن الأصل عدم طلوعه Seandainya (seseorang) ragu apakah uda masuk waktu Shubuh atau belum ? kemudian ia niat puasa, tidak sah di karnakan ragu atau bimbang dalam niatnya. Berbeda seperti (seseorang) yang niat puasa kemudian ragu apakah suda masuk waktu Shubuh atau belum maka sesunguhnya SAH (niatnya) karna asalnya memang belum masuk waktu shubuh. Catatan : 1-Tidak sah

Zakat (Kitab Fathul Qorib).

Zakat (Kitab Fathul Qorib).                     وَهِيَ لُغَةً النَّمَاءُ وَشَرْعًا اسْمٌ لِمَالٍ مَخْصُوْصٍ يُؤْخَذُ مِنْ مَالٍ مَخْصُوْصٍ عَلَى وَجْهٍ مَخْصُوْصٍ يُصْرَفُ لِطَائِفَةٍ مَخْصُوْصَة Zakat secara bahasa adalah berkembang. Dan secara syara’ adalah nama harta tertentu yang diambil dari harta tertentu dengan cara tertentu dan diberikan pada golongan tertentu. ( تَجِبُ الزَّكَاةُ فِيْ خَمْسَةِ أَشْيَاءَ وَهِيَ الْمَوَاشِيْ) وَلَوْ عَبَّرَ بِالنَّعَمِ لَكَانَ أَوْلَى لِأَنَّهَا أَخَصُّ مِنَ الْمَوَاشِيْ وَالْكَلَامُ هُنَّا فِي الْأَخَصِّ Zakat wajib dilakukan di dalam lima perkara, Yaitu : 1. Hewan ternak. Seandainya mushannif mengungkapkan dengan bahasa “An na’am”, maka hal itu lebih baik karena bahasa “An na’am” itu lebih khusus cakupannya daripada bahasa “Al mawasyi”, dan pembahasan di sini adalah di dalam binatang ternak yang lebih khusus. ( وَالْأَثْمَانُ) وَأُرِيْدَ بِهَا الذَّهَبُ وَالْفِضَّةُ 2. Al Atsman (mata uang). Yang dikehendaki denga