Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Keutamaan Adzan.

في فضيلة الأذان Keutamaan Adzan. قال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ أَذَّنَ لِلصَّلاَةِ سَبْعَ سِنينَ مُحْتَسِبًا كَتَبَ اللهُ لَهُ بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ}. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa yang adzan selama tujuh tahun karena Allah (tanpa minta bayaran), maka Allah tulis/nyatakan baginya bebas dari neraka”. وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشَرَةً سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ}. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa adzan 12 tahun maka wajb baginya surga”. وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ أَذَّنَ خَمْسَ صَلَوَاتٍ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُمَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ}. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Siapa yang adzan lima shalat dengan penuh iman dan ikhlas, maka diampuni dosa-dosa yang sudah terlewat”. وقال صلى الله عليه وسلم: {ثَلاَثَةٌ يَعْصِمُهُمُ اللهُ تَعَالَى مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ الشَّهِيْدُ والمُؤَذِّنُ والْمُتَوَفَّى يَوْم الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ}. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tiga orang yan

Mandi-mandi yang disunnahkan.

Mandi-mandi yang disunnahkan, yaitu : 1. Mandi Jum’ah, bagi orang hendak berjum’atan. adapun waktunya mulai fajar shadiq. اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ Dari `Abdullâh bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika seseorang dari kamu mendatangi (shalat) jum’at, hendaklah dia mandi”. (HR. Bukhâri No. 877; Muslim No. 844) 2. Mandi Hari Raya ‘Idul fitri, waktunya mandi mulai tengah malam. 3. Mandi Hari Raya ‘Idul Qurban, waktunya mandi mulai tengah malam. Sahabat Al Faakih bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَيَوْمَ عَرَفَةَ وَكَانَ الْفَاكِهُ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالْغُسْلِ فِى هَذِهِ الأَيَّامِ. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mandi di hari Idul Fithri, Idul Adha dan hari

Dalil Bukhur (Membakar Dupa).

Dalil Bukhur (Membakar Dupa). Dalam sebuah majelis dzikir ataupun majelis maulid terkadang ada tradisi pembakaran dupa (bukhur). Tradisi semacam itu bukan sesuatu yang tanpa dasar, berikut penjelasannya : كان بن عمر إذا استجمر استجمر بالوة غير مطراة أو بكأفور يطرحه مع الألوة ثم قال هكذا كان يستجمررسول الله صلى الله عليه وسلم Apabila Ibnu Umar beristijmar (membakar dupa) maka beliau beristijmar dengan uluwah yang tidak ada campurannya, dan dengan kafur yang di campur dengan uluwah, kemudian beliau berkata; "Seperti inilah Rosululloh SAW, beristijmar". (HR.Nasa'i No.5152) Imam Nawawi mensyarahi hadits ini sebagai berikut: الاستجمار هنا استعمال الطيب والتبخر به وهو مأخوذ من المجمر وهو البخور وأما الألوة فقال الاصمعي وأبو عبيد وسائر أهل اللغة والغريب هي العود يتبخر به Yang di maksud dengan istijmar di sini ialah memakai wewangian dan berbukhur "berdupa" dengannya. Lafadz istijmar itu di ambil dari kalimat Al Majmar yang bermakna al bukhur &

Kautamaan Makan Sahur.

Kautamaan Makan Sahur. 1. Makan sahur termasuk dalam meneladani Nabi SAW. Dan menghidupkan sunnah Rasul. مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (QS. An Nisaa’ (4) : 80) Dari Anas Bin Malik ra., Rasulullah bersabda : مَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ Barangsiapa menghidupkan sunnahku, berarti dia mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku, maka dia akan bersamaku di surga. (HR. At Tirmidzi No.2602) 2. Makan sahur mendatangkan keberkahan. حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَر