Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 151-200)

Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah (Hadits 151-200). 

Hadits 151. 

أرْبَعَة مِن كنز الجنة  : إخفاء الصدقة، وكتمَانُ المُصيبة، وصلة الرحم، وقؤل: لا حول ولا قوة إلا بالله . رواه الخطيب عن علي

Empat macam, daripada simpanan surga, yaitu : Merahasiakan sedekah, menyembunyikan musibah kemalangan yang menimpanya, menghubungkan silaturrahmi, dan perkataan LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAAH. (HR. Al Khathib, Dari Ali KWJ.)

Penjelasan : 
Barangsiapa yang suka menyembunyikan sedekahnya, artinya orang tidak tahu bahwa dia bersedekah, maka janganlah disangka sedekahnya, itu akan hilang lenyap, tapi pahalanya itu sudah tersimpan di dalam surga, yang akan diberikan nanti kepada yang bersedekah itu, asal dengan niat yang tulus-ikhlas, Begitu pula orang yang menyembanyikan sesuatu kesusahannya, karena ditipu orang, dicaci maki orang dan sebagainya. Demikian juga orang yang suka memperhubungkan kasih-sayang sesama manusia, seperti tolong-menolong, bantu-membantu dan sebagainya. Dan orang yang suka mengucapkan kalimat kebesaran Allah yang tersebut di atas ini. Maka kesemuanya itu adalah perbuatan yang sangat baik, sehingga orang itu mempunyai simpanan (pahala) di dalam surga yang akan dirasakannya kelak.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 152. 

ارفعُوا السنَتَكُمْ عَن الْمُسْلِمِينَ، وَإِذَا مَات أَحَدٌ مِنهُمْ فَقُولوا فيه خيرا. رواه الطبراني عن سهل بن سعد

Cegahlah lisanmu dari membicarakan orang-orangmuslim, dan apabila salah seorang di antara merekameninggal dunia, maka katakanlahhal-hal yang baik mengenainya. (HR. Ath Thabraniy, Dari Sahl ibnu Sa'd ra.)

Penjelasan : 
Membicarakan diri saudara semuslim sewaktu ia masih hiduptidak boleh, perbuatan ini dinamakan ghibah yang diancam pelakunya oleh Allah swt. Dan apabila seseorang dari kalangan kaum Muslimin meninggal, maka katakanlah hal-hal yang baik mengenainya, sebab para Malaikat mengamini apa yang kamu katakan tentangnya, demikianlah menurut salah satu hadits lainnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 153. 

ارْحَمُوا مِنَ النَّاس ثلاثة : عزيز قوم ذل، وغني قوم افتقر، وعالما بَيْنَ جُهالي . رواه العسكري

Kasihanilah oleh kamu sekalian, tiga macam orang ini : Orang yang termulia di antara suatu kaum kemudian menjadi hina, orang yang terkaya di antara suatu kaum kemudian jatuh miskin, dan orang alim (ilmu agama) yang hidup di tengah-tengah orang-orang bodoh. (HR. Al 'Asakir)

Penjelasan : 
Ketiga macam orang yang tersebut di atas perlu dikasihani dengan memberikan bantuan dan santunan kepada mereka, demi untuk meringankan penderitaan yang sedang dialami mereka. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 154.

أزهد في الدُّنْيَا يُحبّك الله، وازهد فيما في أيدي الناس يُحبّك الناس. رواه الحاكم عن سهل بن سعد

Berpalinglah dari dunia ini (jangan tertarik padanya), niscaya engkau akan dicintai Allah, dan berpalinglah daripada apa yang dipunyai manusia, niscaya engkau akan dikasihi oleh manusia. (HR. Al Hakim, Dari Sahl bin Sa'id ra.)

Penjelasan : 
Zuhud artinya orang yang baik, yang mementingkan hak Allah daripada mementingkan dunia, dan tidak mencintai dunia maka Allah akan menyukainya. Dan orang yang berzuhud terhadap manusia artinya ia tidak tertarik kepada kepunyaan orang lain, tidak iri, tentu manusia menyukainya karena tidak mengganggunya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 155.

ازهد الناس في العالم أهله ، وجيرانه . رواه أبن عدي عن جابر

Orang yang paling zuhud terhadap orang yarg alim, adalah kerabatnya dantetangganya. (HR. lbnu 'Adiy, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Menurut ajaran Islam manusia yang paling baik tentulah ahlinya (keluarganya) dan mustahil keluarga itu akan memburukkan keluarganya sendiri. Apabila seseorang memburukkan keluarganya, niscaya hal itu sesuatu yang aneh dan sama halnya dengan memburukkan diri sendiri. Begitu pula orang yang paling baik kepada kita adalah tetangga kita, sebab dialah yang terdekat yang lebih tahu tentang apa yang terjadi pada diri kita dan merekalah yang dapatsegera menolong kita.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 156.

أزهدُ النَّاس مَنْ لَمْ يَنسَ الْقَبرَ وَالبلى، وَتَرَك أفضل زينة الْحَيَاةِ الدُّنيا، وآثرَ مَا يبقى على ما يفنى، وَلَمْ يَعُدّ غداً من أيامه وَعَدُ نفسَه في المؤتى. رواد البيهقي عن الضحتلت مرسلا

Manusia yang paling zuhud, ialah orang yang tidak melupakan mati dan kefanaan dan meninggalkan yang sebaik-baik perhiasan dunia (kemewahan hidup), dan memilih yang kekal atas apa yang lenyap, dan ia tidak menghitung akan hari-besoknya sebagai harinya akan retapi ia menganggap dirinya pada keesokan harinya itu sebagaiorang yang mati. (HR. dari Dhahhak secara Mursalan)

Penjelasan :  
Manusia hendaklah selalu ingat mati, karena mengingat mati itu mendekatkan diri kepada Allah swt. dan hidup di dunia ini hendaklah sederhana saja, dan janganlah mengira akan hidup selama-lamanya, tapi pikirkanlah bahwa mungkin mati telah dekat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 22, Penerbit Al Haromain)

Hadits 157.

إشبّاغ الوضوء شطر الإيمان، والحمد لله تملأ الميزان، والتشبيح والتكبير يملآان السّموات والأرض، والصلاة نورُ وَالزّكاة برهان والصبّرُ ضياء، وَالْقُرْآنَ حجة لك أؤ عليك - كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقها او موبقها. رواه ابن حبان عن ابن مالك الشعرى

Menyempurnakan wudhu sebahagian iman, ucapan Alhamdullilah memenuhi timbangan, ucapan Subhanallah wal hamdulillah, memenuhi antara langit dan bumi, shalat itu cahaya, zakat itu bukti, kesabaran itu sinar, Al Qur'an itu menjadi hujjah yang ber manfaat bagimu atau kebalikannya, semua orang berupaya, maka masing-masing berjanji terhadap dirinya ada yang bisa memerdekakannya (dari mereka) dan adapula yang bisa menjerumuskannya. (HR. Ibnu Hibban, Dari Ibnu Malik Al-Asy'ariy)

Penjelasan : Alangkah mulianya orang yang dapat melaksanakan apa-apa yang tersebut di atas ini, yaitu orang yang hidupnya mencari ke ridhaan yang Allah berarti dia menjual dirinya kepada Allah. Tetapi sebaliknya yang hidupnya untuk hawa nafsunya berarti dia menjual dirinya kepada nafsunya dan menjerumuskan dirinya ke dalam kehancuran (neraka).

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 158.

اسْتَحيُوا مِنَ الله حَقَ الْحَيَاء، مَن اسْتَحيَا مِنَ الله حَقَ الحَياء قليحفظ الرّأس وَمَا وعى، وليحفظ البطنَ وَمَا حَوَى، وليذكر المؤت والبلى، وَمَن أراد الآخرَةً تَرَك زينة الْحَيَاةِ الدُّنْيَا، فَمَن فَعَل ذلك فقد اسْتَحيَا مِنَ الله حَق الحياء . رواه الترمذي عن ابن مسعود

Malulah kamu kepada Allah sebenar-benar malu, barangsiapa yang malu kepada Allah sebenar-benar malu, maka hedaklah ia pelihara kepalanya dan apa yang ada di sekitarnya, dan hendaklah ia pelihara perutnya dan apa yang ada di dalamnya, dan hendaklah ia ingat akan mati dan fana. Barangsiapa yang menghendaki akhirat, dia akan meninggalkan perhiasan hidup di dunia, maka barangsiapa berbuat demikian, sesungguhnya orang itu telah malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu. (HR. At Tirmidziy, Dari Ibnu Mas' ud ra.)

Penjelasan : 
Manusia hendaklah malu terhadap Allah dengan sebesar-besar malu, yaitu menjaga kepalanya dan apa yang di sekitarnya, artinya menjaga matanya, hidungnya, telinganya, mulutnya daripada perbuatan dosa, begitu pula menjaga perut dan apa yang ada di dalamnya, supaya dijaga jangan memakan barang yang haram, dan ingatlah mati dan fana, pentikanlah akhirat dařipada dunia, itulah yang disebut malu kepada Allah dan berbahagialah orang itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 159.

استشفوا بمَا حَمِدَ الله تعالى به نفسَه قبل أن يحمده خلقه، وبمَّا مَدح الله تعالى به نفسَهُ : الحمد لله، وقل هو الله أحد، فمَن لم يشفه الْقُرْآنَ فلا شفاهُ أحَدّ . رواه ابن قانع عن رجاء الغنوي

Mohonlah kesembuhan dengan pujian yang digunakan oleh Allah untuk memuji diri-Nya sebelum la dipuji oleh makhluk-Nya, dan dengan pujian yang digunakan Allah untuk memuji diri-Nya, yaitu dengan lafazh Alhamdulillah (Surah Al Fatihah) dan Qul Huwallahu Ahad (surah Al Ikhlash), maka barang siapa yang tidak disembuhkan oleh Al Qur'an, niscaya tidak akan bisa disembuhkan oleh siapapun. (HR. Ibnu Qaani', Dari Raja Al Ghanawiy)

Penjelasan : 
Apabila kita terserang penyakit baik lahir maupun batin, hendaknya kita memohon kesembuhan kepada Allah dengan melalui ayat-ayat-Nya. Sebab di dalam ayat-ayat Al Qur'an itu terkandung kesembuhan bagi segala penyakit baik yang lahir maupun yang batin.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 160.

اشتعينوا على إنجاح الحوائج بالكتمان، فإن كل ذي نغمة مخشودٌ. رواه أبو نعيم عن معاذ بن جبل

Dalam mencapai keperluan-keperluan hidup kamu sekalian berupayalah dengan diam-diam, karena setiap orang yang memperoleh anugerah Tuhan itu pasti ada yang dengki kepadanya. (HR. Abu Na'im, Dari Mu'adz ibnu Jabal ra.)

Penjelasan : 
Setiap orang yang dikaruniai Tuhan kesejahteraan dan kemewahan hidup pasti banyak orang yang dengki kepadanya, untuk itu agar kita selamat di dalam mengupayakan kesejahteraan hidup hendaknya berlaku hati-hati, jangan sampai ketahuan orang lain. Jika ketahuan pasti kita dihambat atau dihalang-halangi, dan apabila kita sudah bisa mencapainya, janganlah berlebih-lebihan dalam penampilan, akan tetapi berlaku wajarlah dan jangan lupa banyak memberi santunan kepada mereka yang lemah dan kaum fakir miskin. Jika kita mengamalkan petunjuk ini maka selamatlah dari kedengkian orang lain dan di akhirat pun kita akan mendapat keselamatan pula berkat amal-amal kebajikan yang dilakukan selama di dunia.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 161.

استعينُوا عَلَى النِّسَاء بالعري، فإنّ إخدَاهُن إذا كثرت ثيابها وأحسَنَت زينتها أعجبها الخروج . رواه ابن عدي عن أنس

Didiklah isteri-isterimu (dan wanita-wanita yang berada dalam tanggunganmu) dengan cara menyedikitkan pakaian mereka, Sebab seseorang di antara mereka apabila pakaiannya banyak dan perhiasan-perhiasannya baik-baik (bagus), mereka menjadi gemar keluar (rumah). (HR. Ibnu'Adiy, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Cara mendidik isteri atau wanita-wanita yang berada di dalam tanggunganmu hendaknya kamu jangan terlalu royal dalam memberikan pakaian atau perhiasan kepada mereka, karena hal ini akan mendorong mereka untuk gemar keluar rumah dan bepergian. Dengan sering bepergiannya mereka ke tempat-tempat umum, akan banyak pula fitnah-fitnah yang diakibatkan karenanya. Akan tetapi apabila mereka berhias dan memakai perhiasan mereka di dalam rumah untuk suami, maka hal ini tidak dilarang oleh syara'.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 162.

استقيمُوا، وَنعما أن اسْتَقَمْتُمْ وَخَيْرُ أعمَالِكُمُ الصّلاة، وَلَنْ يُحَافظ على الوضوء الا كل مؤمن. رواه ابن ماجه عن ابي امامة

Luruskanlah pendirianmu dan sebaik-baik kamu jika tetap dalam pendirian yang lurus dan sebaik-baik amalmu adalah shalat dan sekali-kali tidaklah memelihara seseorangatas wudhu'nya kecuali orangMu’min.  (HR. Ibnu Majah, Dari Abu Umamah ra.)

Penjelasan : 
Dalam agama Islam, 'akidah yaitu, kepercayaan kita kepada Allah swt. harus lurus (tetap) menjadi orang yang beriman, jangan berubah-ubah kepada yang tidak baik, jangan musyrik (mempersekutukan Allah) karena syirik itu adalah dosa yang paling besar. Dan sebaik-baik amal adalah shalat, oleh karena itu kerjakanlah wudhu' dengan sebaik-baiknya, sampai dengan shalatnya, itulah tanda orang yang beriman. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 23, Penerbit Al Haromain)

Hadits 163

استكثرُ مِن الناس مِن دُعاء الخير لك ، فإنّ العبد لا يدري على لسان من يستجاب لسبب له او يرحم . رواه الخطيب عن أبي هريرة

Perbanyaklah (sering-sering) meminta do’a dari manusia do'a kebaikan bagimu, sesungguhnya seorang hamba, tidak mengetahui atas lidah/lisan siapa do’a yang dijabah Allah baginya, atau yang dikasihi Allah. (HR. Al Khatib, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Hadits ini menganjurkan agar sesame mu'min saling do'a mendo'akan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 164.

استكثروا من قول : لا حول ولا قوة الا بالله، فانها تدفع تسعة وتسعين بابا من الضر ادناها الهم. رواه العقيلي عن جابر

Perbanyaklah kamu sekalian membaca kalimah : LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (Tidak ada upaya yang bisa menghindarkan diri seseorang dari perbuatan maksiat dan tidak ada kekuatan dalam melaksanakan ibadah kecuali berkat pertolongan Allah), sebab kalimat tersebut bisa menjadi penangkal bagi sembilan puluh sembilan macam bahaya, yang paling rendahnya ialah susah. (HR. 'Uqailiy, Dari Jabir ra.)

Penjelasan : 
Betapa besar faedah yang terkandung dalam kalimat ini, dengan memperbanyak membacanya seseorang akan terhindar dari 99 macam bahaya yang bisa mengancam dirinya, dan yang paling ringannya di antara bahaya-bahaya tersebut adalah perasaan susah. Oleh karena itu perbanyaklah membaca kalimah tersebut supaya kita selalu berada dalam lindungan Allah dan dianugerahi ketaatan kepada-Nya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 165.

استوصوا بالنساء خيراً، فإنّ المرأة خلقت من ضلع أعوج، وإنّ أعوّج شيء في الضالع أعلاه، فإن ذهبت تقيمه كسرته، وإن تركته لم يزل أعوج، فاستوصوا بالنساء خيرا . رواه الشيخان عن أبي هريرة

Beri wasiatlah (nasehatilah) perempuan secara baik (bijaksana), maka sesungguhnya wanita itu dijadikan dari tulang-rusuk yang bengkok, dan sesungguhnya sebengkok-bengkok sesuatu pada tularng rusuk adalah yang sebelah atas, maka jika engkau hilangkan bengkoknya, untuk meluruskannya, niscaya pecahlah dia, dan jika engkau tinggalkan begitu saja (tidak meluruskannya), tetap dia dalam keadaan bengkok, maka beri nasehatlah wanita-wanita itu dengan baik. (HR. Syaikhoni (Bukhari-Muslim), Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Jika seseorang suami memberi nasehat kepada isterinya, berilah nasehat dengan baik, dan menurut sejarah kejadian, Hawa djadikan dari tulang rusuk laki-laki (Adam) yang sebelah atas dan tulang-rusuk itu adalah sepotong tulang yang bengkok. Tulang yang bengkok itu apabila diluruskan, maka pecahlah dia, tapi jika dibiarkan begitu saja, akan terus bengkoklah dia, Demikianlah perumpamaan terhadap wanita yang menyeleweng, apabila dibiarkan begitu saja, tentulah dia akan terus dalam kesalahannya. Oleh karena itu, beri nasehatlah dia dengan baik, mudah-mudahan nasehat itu diterimanya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 166.

أسرعوا بالجنازة فإن تك صالحة فخير تقدمونها اليه، وإن تك سوى ذلك فشر تضعونه عن رقابكم . رواه الشيخان عن ابى هريرة

Segerakanlah (mengurus) jenazah, maka jika jenazah itu baik, maka kebaikan segera diberikan kepadanya, dan jika mayat itu selain demikian, maka kejahatan itu lekas terbuang dari tanggungan kamu. (HR. Syaikhan (Bukhari-Muslim), Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Menurut hukum Islam, seseorang yang sudah meninggal dunia, tidak boleh dilambatkan untuk menguburnya, sebab jika jenazah itu baik, dia minta dicepatkan urusannya, karena dia telah mulai menerima balasan dari Allah atas kebaikannya. Apabila dia jahat, cepat-cepatlah menguburkannya, supaya dia cepat terlepas dari tanggung jawab kita.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 167.

اسْمُ الله الاعظم الَّذِي إِذَا دُعي بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِل بِهِ أَعْطَى، دعوةُ يُونُسَ بْنِ مَتَّى . رواه ابن جرير عن سعد
Asma Allah yang teragung yang apabila diucapkan dalam do’a la (Allah) mengabulkannya, dan apabila dipinta dengan menyebutkannya la (Allah) akan memberi, yaitu do'a yang pernah diucapkan oleh Nabi Yunus
ibnu Mattaa as. (HR. Ibnu Jarir, Dari Sa’ad ra.)

Penjelasan : 
Do'a Nabi Yunus dinamakan do'a Ismul A’zhom, beliau baca do'a tersebut sewaktu berada di dalam perut ikan paus, sehingga berkat do'a tersebut akhirnya Nabi Yunus dikeluarkan lagi dari dalam perut ikan besar yang telah menelannya itu. Kemustajaban do'a tersebut masih tetap ada, untuk itu dianjurkan seseorang sering-sering membacanya, agar kita punya keinginan saat berdoa mudah dikabul sama Allah Ta’ala. Do’a yang dibaca Nabi Yunus yang di katakan doa Ismul A’zhom tersebut, yaitu : 

لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

LAA ILAAHA ILLA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZh ZhOOLIMIIN(A).

Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 168.

اسْمَعُوا وأطيعُوا، وإن استعول عليكمْ عَبْد حَبشي كأن رَأسَه زبيبة. رواه البخاري

Dengarlah dan ikutlah, sekalipun kamu sekalian diperintah (dipimpin) oleh seorang hamba Habsyi yang seolah-olah kepalanya seperti buah anggur terung. (HR.Bukhari)

Penjelasan : 
Hamba Habsyi (seperti orang Afrika), kepalanya tak obahnya seperti anggur yang kering, ini adalah kata kiasan bahwa hamba itu seorang yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang hina-dina. Tetapi jika dia yang menjadi pemimpin kita dan dibawanya ke jalan yang baik, maka ajakannya harus didengar dan diikuti.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 169.

اشتدّ غضب الله على من ظلم مَنْ لا يجدُ ناصراً غيرَ الله. رواه الديلمي عن علي

Allah sangat marah kepada orang yang menganiaya orang lain yang tidak menemukan orang yang menolongnya selain dari Allah. (HR. Ad Dailamiy,  Dari Ali KWJ.)

Penjelasan : 
Allah sangat marah kepada orang yang  suka menganiaya orang lain yang bertawakkal dan pasrah diri kepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 170. 

أشد الناس عذاباً للناس في الدُّنيا، أشد الناس عذاباً عند الله يؤم القيامة. رواه أحمد عن خالد بن الوليد

Orang yang paling banyak menyiksa orang-orang lain sewaktu didunia, kelak ia akan mendapat siksaan (azab) Allah yang paling keras di hari kiamat. (HR. Ahmad, Dari Khalid ibnul Walid ra.)

Penjelasan : 
Orang yang sering menyiksa orang lain sewaktu hidup di dunianya seperti memenjarakan orang tidak bersalah, menyiksa, membunuh tanpa hak, dll kelak akan mendapat siksaan yang paling keras di sisi Allah. Oleh karena itu janganlah kita menyakiti orang lain karena segala perbuatan yang kita lakukan di dunia ini kelak di akhirat akan mendapat balasannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 24, Penerbit Al Haromain)

Hadits 171. 

أشدّ الناس بلاء : الأنبياء، ثم الأمثل فالأمثل، يُبتلى الرَّجُل عَلى حَسَب دينه ، فإن كان في دينه صُلباً أشتدّ بلاؤه، وإن كان في دينه رقة ابتُلي على قدر دينه، فمَا يَبْرَح البلاء بالعَبْدِ حَتَّى يَتركه يمشي على الأرض، وَمَا عليه خطيئة. رواه البخارى عن سعد

Orang-orang yang paling banyak mushibahnya (cobaannya) ialah para Nabi, kemudian orang-orang yang berada di bawah mereka demikianlah seterusnya, seseorang itu diuji dengan mushibah sesuai dengan kedudukan agamanya. Apabila seseorang agamanya kuat, maka kuat pula ujian mushibah yang menimpanya, dan apabila agamanya lemah, maka ia pun diuji dengan mushibah yang sesuai dengan kadar agamaya. Mushibah itu tetap terus mengincar hamba Allah, dan baru ia meninggalkannya berjalan bebas di muka bumi ini, manakala dosa-dosanya sudah habis (terkikis oleh mushibah). (HR. Bukhari, Dari Sa'ad ra.) 

Penjelasan : 
Semakin menebal keimanan seseorang semakin berat pula ujian yang akan dialaminya. Oleh karena itu mustahil seseorang naik derajat keimanannya tanpa ujian yang berupa musibah, untuk itu bersabarlah apabila kita tertimpa musibah. Sebab pada hakikatnya musibah tersebut terkandung hikmah yang besar di dalamnya. Oleh karena itu di dalam hadits lain dikatakan: "Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak bisa dihapus kecuali hanya dengan musibah yang menimpa pelakunya". Karena itu apabila seseorang sabar di dalam menghadapi musibah luluslah ujiannya dan berarti derajat keimanannya naik, akan tetapi apabila ia tidak sabar, maka kerugian belakalah yang diterimanya, da imannya pun semakin turun derajatnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 172.  

أشد الناس حسرة يوم القيامة: رجل أمكنه طلب العلم في الدنيا فلم يطلبه، ورجل علم علما فانتفع به من سمعه منه ذونه . رواه ابن عساكد عن أنس

Sesangat-sangat sesalan manusia pada hari-kiamat, ialah seoang yang bisa (ada kesempatan) menuntut ilmu di dunia ini, tetapi ia tidak menuntutnya, dan seseorang yang mengajarkan ilmu pengetahuan, kemudian pendengarnya dapat memanfaat kan (mengamal kan) apa yang didengarnya, sedangkan dia sendiri tidak. (HR. Ibnu Asakir, Dari Anas ra.)

Keterangannya : 
Hadits ini menganjurkan agar orang yang telah berilmu meng amalkan ilmunya. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 173. 

أشد أمتي لي حبا قوم يكونون بعدي، يود أحدهم أنه فقد أهله وماله وأنه رآني . رواه أحمد عن أبي ذر

Umatku yang paling mencintaiku ialah suatu kaum yang dating sesudahku salah seorang, di antara mereka lebih mencintai aku daripada keuarga dan harta benda yang ia miliki dan ia selalu melihatku (mengingat ajaran-ajaranku). (HR. Ahmad, Dari Abu Dzar ra.)

Keterangannya : 
Di antara umatku yang paling mencintaiku ialah mereka yang datang sesudahku, mereka lebih mencintai diriku daripada harta benda dan keluarga mereka sendiri; mereka adalah orang-orang yang mengamalkan ajaran-ajaranku sebagai pengejawantahan cinta mereka terhadap diriku. Apa yang membuatku ridho mereka lakukan dan apa yang membuatku benci mereka jauhi. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 174. 

أشد الناس عذابا عند الله يوم القيامة الذين يضاهون بخلق الله . رواه البخاري و مسلم

Manusia yang paling sangat mendapat siksaan Allah pada hari kiamat ialah orang yang suka meniru ciptaan Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Keterangannya : 
Terkutuklah orang yang suka membuat patung-patung, mencontoh ciptaan Allah dan  dikemudian hari dia disuruh Allah memberi nyawa kepada patung-patung itu, sedangkan ia tidak mampu melakukannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 175. 

أصلحوا دنياكم، واعملوا لآخرتكم، كأنكم تموتون غدا. روام الديلمي عن أنس

Perbaikilah duniamu dan bekerjalah untuk akhiratmu, seolah-olah kamu akan mati besok. (HR. Ad Dailami, Dari Anas ra.)

Penjelasan :  
Urusan dunia janganlah diabaikan, karena kita berada di atasnya, dan urusan akhirat jangan dilengahkan (dilupakan), karena semua kita akan ke sana. Oleh karena itu, bagilah waktu kita untuk kepentingan dunia, seperti pesan Nabi Muhammad saw. dalam Hadits yang lain, Artinya : Bekerjalah engkau untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok. Pesan atau hadits ini juga menggambarkan bahwa kita harus lebih mementingkan akhirat urusan kita dari pada urusan dunia karena urusan dunia masih panjang waktunya bisa dilakukan kapanpun (seakan hidup selamanya) tetapi urusan akhirat lebih dekat dibanding kehidupan didunia, karena kita bisa saja mati esok hari atau mati hari ini.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 176. 

إصنع المعروف إلى من هو أهله، وإلى غير أهله، فإن أصبت أهله أصبت أهله، وإن لم تصب أهله كنت أنت أهله.  رواه الخطيب عن ابن عمر

Berbuatlah pekerjaan yang ma'ruf (kebajikan) kepada orang yang berhak menerimanya, dan kepada orang yang bukan ahlinya, maka jika engkau berikan kepada yang ahlinya, berarti engkau menyampaikannya kepada ahlinya dan jika tidak, berarti engkau berikan kepada yang bukan ahlinya, maka hanya engkaulah yang menjadi ahlinya. (HR.Al Khatib, Dari Ibnu 'Umar ra.)

Penjelasan : 
Orang yang suka berbuat baik, dinamakan ahli kebajikan. Apabila kita berbuat baik kepada orang yang suka berbuat baik (ahlinya) maka kebaikan kita itu akan bertambah kelihatan baiknya. Apabila kita berbuat baik kepada yang bukan ahlinya (kepada orang yang jahat) maka kitalah yang menjadi ahlinya (orang yang suka berbuat baik). Oleh karena itu jika kita akan berbuat baik, maka berbuat baiklah kepada ahlinya, tentu dianya akan membalas dengan kebaikan pula, dan berbuat baiklah kepada orang  jahat,mudah-mudahan dia menjadi sadar dan insaf.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 177.

آصنعوا لي ستا من أنفسكم أضمن لكم الجنة، آصدقوا إذا حدثتم، وأؤفوا إذا وعدتن، وأدوا إذا آنتمنتم، واحفظوا فروجكم، وغضوا أبصاركم، وكفوا أيديكم. رواه البيهقي عن عبادة بن الصامت

Jaminan olehmu bagiku yang enam macam, aku jamin pula bagi mu akan masuk surga. Benarlah jika berbicara (jangan berdusta), tepatilah janjimu apahila berjanji, tunaikanlah olehmu amanat apabila kamu dipercayai, peliharalah kemaluanmu, tundukkanlah pandanganmu dan cegahlah dua tanganmu. (HR. Al Baihaqi, Dari Ubadah bin Shamit ra.)

Penjelasan : 
Apabila seseorang dapat melaksanakan yang enam macam itu, niscaya dia akan masuk surga, yaitu : berkata jujur, jangan pembohong, dan membohong itu membawa kepada yang tidak baik, segala janji hendaklah disempurnakan, supaya orang lain jangan kecewa karena kita, amanat-amanat orang hendaklah ditunaikan, jangan suka menerima amanat dengan tidak dilaksanakan, seperti kata peribahasa : murah di mulut mahal di timbangan. Peliharalah kemaluanmu dari perbuatan maksiat seperti zina dan lain sebagainya, tundukkanlah pandangan, artinya jangan melihat sesuatu yang menimbulkan fitnah dan cegahlah dua tangan, artinya tangan itu jangan sampai berbuat yang tak baik. Apabila yang enam itu dapat dilaksanakan, niscaya orang itu dijamin masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 25, Penerbit Al Haromain)

Hadits 178. 

اطلعت على الجنة، فوجدت أكثر أهلها الفقراء واطلعت على النار فوجدت أكثر أهلها النساء . رواه البخاري

Aku (Nabi), melihat ke surga, ternyata kudapati di dalamya kebanyakan penghuninya terdiri orang-orang fakir miskin, dan aku menjenguk ke neraka, kudapati di dalamnya kebanyakan penghuninya dari kalangan kaum wanita. (HR. Bukhari)

Penjelasan : 
Nabi Muhammad saw. telah menggambarkan kepada ummatnya, bahwa kebanyakan isi surga itu adalah orang-orang miskin, sebab orang-orang miskin tidak banyak pertanggungan-jawabnya terhadap harta-benda dan karena itu dosanya tidak sebanyak dosa orang-orang kaya, Kemudian digambarkan pula oleh Nabi bahwa isi Neraka itu kebanyakan adalah kaum wanita, sebab kebanyakan wanita-wanita itu suka menghilangkan jasa-jasa suaminya, jika satu masa permintaannya tidak terkabul oleh suaminya itu, juga wanita suka bergosip, dll 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 179. 

أطب الكلام، وأفش السلام، وصل الأرحام، وصل بالليل والناس نيام، ثم ادخل الجنة بسلام . رواه ابن حبان عن ابي هريرة

Baikkanlah perkataan, tebarkanlah salam, hubungkanlah silaturrahmi, shalatlah di malam hari sewaktu manusia masih tidur, kemudian masuklah kamu ke dalam surga dengan selamat. (HR. Ibnu Hibban, Dari Abu Hurairah ra.)

Penjelasan : 
Di dalam ajaran Islam, manusia disuruh berkata baik, jangan menyakiti hati orang, sebab luka hati susah obatnya, tapi luka kena pisau cepat sembuhnya. Tebarkanlah salam, artinya di mana saja kita bertemu dengan sesama muslim, maka ucapkanlah salam dan ucapan salam itu artinya mendo'akan orang supaya selamat dan yang diberi salam itupun harus menjawab dengan salam pula, ini berarti do'a-mendo'akan. Memperhubungkan silaturrahmi artinya memperbanyak saudara handaitolan, jangan bermusuh-musuhan dan sebagainya. Dan kerjakanlah shalat tahajud dan witir sewaktu orang-orang masih tidur, lalu munajat ke hadhirat Allah, mudah-mudahan do'a kita diterima Allah. Hal-hal yang tersebut itu bisa menjamin masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 180. 

أطفال المؤمنين في جبل الجنة، يكفلهم إبراهيم وسارة، حتى يردهم إلى آبائهم يوم القيامة. روام البيهقي عن أبي مريرة

Anak-anak orang Mu'min berada pada suatu bukit di dalam surga, yang menjamin mereka adalah Nabi Ibrahim dan Siti Sarah, sehingga mereka dikembalikan kepada orang-tua mereka masing-masing pada hari kiamat. (HR. Al Baihaqi, Dari Abi Hurairah ra) 

Penjelasan : 
Yang disebut anak, ialah orang yang belum baligh, apabila mereka itu mati di waktu kecil mereka adalah titipan orang-tuanya yang akan dikembalikan kepada orang-tuanya, apabila orang-tuanya baik untuk bersama-sama masuk surga.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 181. 

اطلبوا الحوائج بعزة الأنفس، فإن الأمور تجري بالمقادير. رواه أبن عساكر عن عبد الله بن بشر

Carilah kebutuhan itu dengan cara yang mulia karena sesungguhnya semua perkara itu berjalan sesuai dengan takarannya masing-masing (takdir). (HR. Ibnu 'Asakir, Dari Abdullah bin Bisyr ra.)
 
Penjelasan : 
Kebanyakan manusia mencari keperluan atau kepentingan untuk dirinya dengan tidak memikirkan baik atau buruk, halal atau haram dan sebagainya, padahal apa yang dicari itu belum tentu akan berhasil, karena segala sesuatu itu telah ditentukan oleh Allah swt. Oleh karena itu jika kita mencari penghidupan, carilah dengan jalan yang baik, terhindar dari kejahatan-kejahatan, jangan sogok-menyogok, tipu-menipu, korupsi, sebab segala sesuatu itu Tuhan yang menentukan, sudah ada pada tempat atau garis yang ditentukan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 182.

آطلبوا الرزق في خبايا الأزض.  رراه الطبراني

Carilah olehmu akan rizki itu, (dengan menggali) yang tersembunyidi dalam bumi. (HR. Ath Thabrani)

Penjelasan : 
Di dalam bumi ini banyak benda-benda yang berharga, seperti barang-barang pertambangan. Maka ummat Islam hendaklah sanggup mengambil hasil-hasil bumi, mendirikan pabrik yang mengolah barang itu untuk dimanfa'atkan.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 183. 

أطلبُوا الْمَعْرُوف من رُحَمَاء أمّتي تعيشوا في أكنافهم، ولا تطلبُوهُ مِنَ القاسية قلوبهم، فإن اللعنَة تنزل عليهم، يا علي : إنّ الله تعالى خلق المَغرُوف، وخلق له أفلاً، فحبّبه إليهمْ، وَحَبّب إليهم فعاله، وَوَجّه إليهم طلابه، كما وجّه الماء إلى الأرض الجدابة لتخيا به أهلها، إنّ أهل الْمَعْرُوف في الدُنيا هم أهل المَعرُوفي في الآخرة. رواه الحاكم عن علي

Carilah kebajikan (kema'rufan) itu dari orang-orang yang penyayang di antara umatku maka kamu akan hidup di dalam pemeliharaan mereka, akan tetapi janganlah kamu mencarinya dari kalangan orang-orang yang keras hatinya, Sebab laknat Allah akan menimpa mereka (akibat kekerasan hatinya itu). Hai 'Ali, sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan kebajikan dan Ia menciptakan pula orang-orang yang mempunyainya, sehingga kebajikan itu senang kepada mereka dan sebaliknya mereka pun senangmelakukan kebajikan, Kemudian Allah mengalirkan orang-orang yang mencarinya kepada mereka seperti mengalirya air ke tanah yang tandus guna untuk menghidupkannya. Sesungguhnya orang orang yang suka berbuat kebajikan sewaktu di dunia, mereka pun adalah orang-orang yang ahli dalam kebajikan di akhirat nanti. (HR. Al Hakim, Dari 'Ali KWJ.) 

Penjelasan : 
Orang yang gemar berbuat kebajikan (kebaikan) itu disenangi oleh manusia dan orang yang kesat hatinya tidak mau berbuat kebajikan dilaknat Allah dan tidak disenangi manusia. Di dalam hadits lain dinyatakan, bahwa orang yang dermawan itu disenangi manusia, dekat kepada Allah, dekat dengan surga dan jauh dari neraka, sedangkan orang yang pelit tidak mau berbuat kebajikan jauh dari Allah, dibenci oleh manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 184. 

أطلبوا العلم ولو بالصين؛ فإنّ طلب العلم فريضة على كل مسلم، إنّ الملائكة تضعُ أَجْنِحَتها لطالب العلم رضاء بما يطلب. رواه ابن عبد البر

Tuntutlah ilmu pengetahuan, sekalipun ke negeri Cina, maka sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas tiap-tiap orang Islam. Sesungguhnya para Malaikat itu mengembangkan sayapnya menaungi orang yang menuntut ilmu, karena mereka suka kepada yang ia tuntut (ilmu). (HR. Ibnu Abdul Bar) 

Penjelasan : 
Mencari ilmu itu wajib hukumnya, sekalipun ilmu itu ada dinegeri Cina, ini adalah kata kiasan, yang menunjukkan bahwa ummat Islam tidak boleh menjadi orang bodoh. Andaikata di daerah kita tidak ada sekolah, yang sesuai dengan tingkatan ilmu pengetahuan, atau guru yang ahli dalam bidangnya, tapi adanya di tempat yang sangat jauh, maka usahakanlah mencari ilmu itu. Sesungguhnya Malaikat melindungi dengan sayapnya orang yang suka mencari ilmu, yang artinya Malaikat suka kepada orang itu.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 185. 

أظهرُوا النكاح وأخفوا الخطبة. رواه الديلمي عن ام سلمة

Rayakanlah olehmu pernikahan itu dan rahasiakanlah meminangnya. (HR. Ad Dailami, Dari Umi Salama ra.)

Penjelasan : 
Jika menikah (kawin) maka undanglah orang ke pesta perkawinan, walaupun dengan alakadarnya, supaya orang mengetahui bahwa orang itu sudah menjadi sepasang suami isteri, dan jika tidak begitu, niscaya akan terjadilah fitnah. Tetapi dalam melamar tidak usah diadakan pesta karena mereka belum tentu akan jadi kawin (suami isteri), masih menjadi calon yang kadang-kadang terlaksana dan kadang-kadang gagal tidak menjadi menikah. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 26, Penerbit Al Haromain)

Hadits 186. 

أعبد الله كأنك تراه، وعد نفسك في الموتی، إياك ودعوات المظلوم، فإنهن مجابات، وعليك بصلاة الغداة، وصلاة العشاء فاشهدهما فلو تعلمون ما فيهما لأتيتموهما ولو حبوا. رواه الطبراني عن أبي الدرداء

Sembahlah olehmu Allah itu seolah-olah engkau melihat-Nya, dan siapkanlah dirimu untuk menghadapi mati, dan jauhilah olehmu do 'anya orang yang teraniaya, maka sesungguhnya do'anya itu di ijabah Allah, dan wajiblah engkau mengerjakan shalat di waktu pagi (Subuh) dan shalat 'Isya', lakukanlah berjamaah pada keduanya itu Jika engkau mengetahui apa yang ada pada keduanya, niscaya kamu datangi keduanya itu, sekalipun engkau harus merangkak. (HR. Ath Thabrani, Dari Abu Darda' ra.)

Penjelasan : Jika manusia ingin khusyu' dalam bershalat, maka dalam me ngerjakan shalat itu, ingatlah bahwa Allah melihat kita, walaupun kita tidak melihat Allah. Oleh karena itu kerjakanlah shalat dengan sebaik-baiknya seperti orang yang akan mati sesudahnya, supaya shalat itu diterima Allah. Kemudian janganlah berbuat aniaya karena do'a orang yang dianiaya itu dikabullkan Allah. Dan siapkanlah selalu diri menghadapi mati, karena mati itu datangnya dengan tiba-tiba. Kemudian kita disuruh menghadiri shalat berjama'ah di semua waktu, lebih-lebih lagi dalam shalat Subuh dan 'Isya', dan apabila manusia itu mengerti akan kebaikannya, niscaya selalulah manusia itu datang berjema'ah ke mesjid walaupun dengan cara merangkak, sebab dilain riwayat dikatakan orang yang mengerjakan sholat Isya dan Subuh dengan berjamaah maka seperti beribadah semalam suntuk. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 187. 

اعبد الله كأئك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك، وأخسب نفسك مع الموتي، واثق دعوة المظلوم، فإنها مستجابة. رواه أبو نعيم عن زيد بن أرقم

Sembahlah Allah, seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihat engkau, dan anggaplah dirimu termasuk orang-orang yang mati, dan takutilah akan do'a orang yang teraniaya, karena sesungguhnya do 'anya dikabulkan Allah. (HR. Abu Nu'aim, Dari Zaid bin Arqam ra)

Penjelasan : 
Jika seseorang ingin khusyu' dalam bershalat hendaknya ia selalu ingat bahwa Allah melihat saya, walaupun ia tidak melihat Allah. Oleh karena itu kerjakanlah shalat dengan sebaik-baiknya, supaya shalat itu diterima Allah. Dan siapkanlah selalu diri kita untuk menghadapi mati, karena mati itu datangnya dengan tiba-tiba. Kemudian takutlah kita terhadap do'anya orang yang teraniaya sebab do'a orang yang teraniaya itu dikabulkan. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 188.

أعبدوا الرحمن، وأطعموا الطعام، وأفشوا السلام، تدخلوا الجنة بسلام. رواد الترمذي عن أبي هريرة

Sembahlah Tuhanmu Yang Maha Pengasih, dan beri makanlah orang yang perlu diberi makan, dan tebarkanlah salam, niscaya kamu akan masuk surga dengan selanmat. (HR. At Tirmidzi, Dari Abu Hurairah ra.) 

Penjelasan : 
Menyembah Allah itu adalah pokok agama (tiang agama), kemudian disuruh berbuat baik kepada sesama manusia, dengan memberi makan fakir miskin dan anak yatim piatu, dan mempertebarkan salam, artinya jika bertemu sesame hamba Allah umat muslim, hendaklah do'a mendo'akan dengan mengucapkan salam kepada mereka, maka pekerjaan yangmulia itu akan menjamin masuk surga dengan selamat.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 189. 

أعتدلوا في السُجُودِ وَلا يَبْسُط أحَدُكُمْ ذِرَاعيه انبساط الكلب. رواه البخاري

Sempurnakanlah sujudmu, dan janganlah menghamparkan seseorang diantara kamu akan kedua sikunya sebagaimana halnya anjing menghamparkan (kedua kaki-depannya). (HR. Bukhori) 

Penjelasan  : 
Jika bersujud dalam shalat, maka sujudlah baik-baik dan jangan seperti anjing menghamparkan kakinya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 190. 

أعدى عَدُوّك زُوْجَتُك التى تُضاجعك وَمَا مَلكت يمينك. رواه الديلمى عن أبي مالك الأشعري 

Musuh yang paling berbahaya, ialah isterimu yang setempat tidurdenganmu, dan apa yang menjadi milikmu (hamba yang engkau jadikan isteri). (HR. Ad Dailamiy, Dari Abu Malik Al Asy’ari ra.)

Penjelasan : 
Berapa banyaknya isteri yang mencelakakan suaminya karena ingin hidup mewah, sehingga dirayunya suaminya menjadi seorang koruptor besar, akhirnya suaminya masuk penjara. Maka isteri yang seperti itu adalah musuh besar bagimu. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 191. 

أعطوا أعينكُمْ حَظها من العبادة النظر في المُصحف، وَالتّفكّر فيه والاعتبار عند عجائبه. رواه الحاكم عن أبي سعيد

Pergunakanlah hak matamu untuk beribadah, yaitu dengan cara memperhatikan Al Qur'an dan mentafakurinya, serta mengambil contoh, ketika melihat melihat keajaibannya. (HR. Al Hakim, Dari Abu Sa'id ra.) 

Penjelasan : 
Mata hendaklah dipakai untuk berbakti kepada Allah swt. di antaranya memperhatikan Al Qur'an (mengetahui isinya) kemudian renungkanlah untuk diamalkannya, dan ambillah pelajaran-pelajaran di dalamnya yang penuh dengan keajaiban-keajaiban tentang kekuasaan Allah dan keagungan- Nya semoga kita menjadi manusia yang takwa kepada Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 192. 

أعطيت خمسًا لَمْ يُعْطهن أحد من الأنبياء قبلي: نصرتُ بالرعب مسيرة شهر وأعطيت مفاتيح الأرض، وَجُعلت لي الأرض مسجداً وطهوراً، وَجُعلتُ أمتي خير الأمم، وأعطيت الشفاعة، وكان النبي يبعث إلى قومه خاصّة، وبُعثتُ إلى الناس عامة. رواه البخاري ومسلم

Diberikan kepadaku lima keistimewaan, yang tidak diberikan kepada Nabi lain yang sebelumku. Aku ditolong dengan (rasa) takut (yang menimpa musuh) dalam jarak perjalanan sebulan, aku diberi kunci-kunci bumi, dijadikan bagiku bumi menjadi mesjid dan pensuci, dijadikan umatku sebaik-baik umat, aku diberi kesyafaatan, dan Nabi-nabi terdahulu hanya diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan aku untuk manusia umumnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan :  
Nabi saw. diberi keistimewaan lima macam, yaitu : 
1. Apabila musuh-musuh berhadapan dengan beliau, mereka merasa gentar dalam jarak perjalanan sebulan sehingga kemenangan-kemenangan selalu berada di pihak Islam. 
2. Dapat mengerjakan shalat di mana saja, karena semua tempat ini (bumi ini suci) . 
3. Dapat bertayamum dengannya. 
4. Dapat memberi Syafa'at kepada ummatnya. 
5. Nabi saw. bukan diutus untuk kaumnya, tetapi buat ummat seluruhnya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 27, Penerbit Al Haromain)

Hadits 193.

أعطيت سبعين ألفاً من أمتي، يدخلون الجنة بغير جسّاب، وُجُوهُهُمْ كالقمر ليلة البدر، وَقُلُوبُهُمْ على قلب رَجُل وَاحي، فاشترزدتُ رَبي عز وَجل فَزَادَني مع كُلّ وَاحد سبعين ألفاً. رواه أحمد عن أبي بكر

Aku diberi 70.000 dari ummatku yang akan masuk surga tanpa hisab, muka mereka seperti bulan pada malam purnama, dan hati mereka sama seperti hati laki-laki yang satu. Kemudian aku meminta tambah pada Tuhanku, dan Tuhanku menambah tiap-tiap seorang tujuh puluh ribu orang. (HR. Ahmad, Dari Abi Bakar ra.)

Penjelasan : 
Ummat Nabi Muhammad saw. yangb akan masuk surga tanpa dihisab (diperiksa) terlebih dahulu amal ibadatnya, adalah sebanyak 70.000 orang, kemudian Nabi memohonkan tambahannya kepada Allah swt., maka ditambah lagi oleh Allah dari tiap-tiap seorang, tujuh puluh ribu orang, maka jadilah yang akan masuk surga itu
yang tidak melalui pemeriksaan banyak sekali (sekitar 4.900.000.000). Demikianlah kepemurahan Allah swt. memberikan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, tentunya orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah, dengan mendapat ampunan Allah.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 194. 

أعطيتُ أمتي شيئاً لم يعطه أحد مِنَ الأمم ؛ أن يقولوا عند المصيبة "إنا لله وإنا إليه راجعُونَ" . رواه ابن مردويه عن ابن عباس

Diberikan kepada ummatku sesuatu yang tidak diberikan, kepada ummat yang lainnya, yaitu mereka (diajari) mengucapkan do’a ini tatkala tertimpa musibah : "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi roji’un (Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan kami akan kembali kepada-Nya)”. (HR. Ibnu Murdawaih, Dari lbnu 'Abbas ra.)

Penjelasan :  
Ummat Nabi Muhammad saw. apabila dia mendapat musibah (cobaan) diterimanya dengan sabar seraya mengucapkan do'a yang tersebut di atas. Dan inilah keistimewaan ummat Nabi Muhammad saw.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 195.

اعطوا الأجير أجره قبل أن يجف عرفة، وأعلمُوا أَجْرَهُ وهو في عمله. رواه البيهقي

Bayarlah upah pekerja itu sebelum kering keringatnya, dan beritahukanlah upahnya sewaktu ia lagi kerja. (HR. Al Baihaqi)

Penjelasan : 
JIka kita mengupah orang dalam satu pekerjaan, maka selesainya pekerjaan itu hendaknya cepat-cepat kita bayar upahnya. Jangan sekali-kali kita terlambat menunaikannya, dan beritahukanlah upahnya waktu ia masih dalam pekerjaannya atau disaat akan mempekerjakannya, juga jika kita ingin di upah dalam bekerja maka sebelum kita membantu dalam pekerjaannya itu maka untuk membicarakannya di awal, sebab jika tidak dibicarakannya di awal atau tidak dibicarakannya disaat kita bekerja maka bila sudah selesai pekerjaannya itu jika kita tidak dibayar maka kita jangan marah, sebab hal tersebut tidak ada ikatan kerja sehingga akan di nilai membantu atau menolong saja, bukan bekerja, jika diberi itu hanya tanda terima kasih saja bukan sebagai upah dari pekerjaannya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 196.

أعظم الناس هما: المُؤمِن يهتم بأمر دنياه وأمر آخرته. رواه ابن ماجه عن انس

Manusia yang paling besar cita-citanya ialah seorang mukmin yang mementingkan perkara duniannya dan perkara akhiratnya. (HR. Ibnu Majah, Dari Anas ra.)

Penjelasan : 
Ajaran agama Islam menganjurkan pertengahan dalam segala hal, untuk itu janganlah seseorang hanya memikirkan hal-hal duniawi saja, hingga urusan akhiratnya terlupakan sama sekali. Demikian pula sebaliknya janganlah seseorang itu hanya memikirkan akhiratnya saja hingga perkara keduniawiannya terbengkalai, sebagai akibatnya urusan kemaslahatan dunianya terhenti dan negatif akibatnya baik bagi dirinya atau bagi masyarakat. Untuk itulah Islam mencanangkan prinsipnya melalui sabda Rasulullah SAW. : "Sebaik-baik perkara itu adalah yang paling pertengahan, Barangsiapa yang pandai membagi waktunya untuk menangani kedua urusannya itu, berarti ia menjadi orang yang paling berbahagia karena ia memiliki cita-cita yang paling luhur.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 197.

أعظم الناس حَقا عَلَى الْمَرْأَةِ زَوْجُهَا وأعظم الناس حَقّا على الرَّجُل أمُهُ. رواه الحاكم عن عائشة ماجه 

Orang yang paling berhak ditaati oleh wanita adalah suaminya, dan orang yang paling berhak ditaati oleh orang lelaki adalah ibunya. (HR. Al Hakim, Dari Siti 'Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Suami adalah orang yang harus ditaati oleh isterinya, sebab sang suamilah yang menanggung semua nafkah penghidupannya dan sebagai pelindungnya. Sebagaimana seseorang lelaki pun harus berbakti kepada ibunya mengingat ibunyalah yang mengandung, melahirkan dan yang memelihara dirinya. Barangsiapa yang tidak berbakti terhadap suami atau ibunya maka celakalah ia baik di dunia maupun di akhirat nanti.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 198.

أعظم النساء بركة أيسرهن مؤونة. رواه أحمد عن عائشة 

Wanita yang paling besar mendatangkan keberkatan ialah yang paling mudah diberi belanja (menerima apa adanya). (HR. Ahmad, Dari 'Aisyah ra.)

Penjelasan : 
Jika seseorang isteri telah diberi belanja oleh suaminya sekedar mampunya, maka dibelanjakannya dengan kebijaksanaan dan sehemat-hematnya, sehingga dapat mencukupkan apa yang ada, dengan tidak ada upat-celaan, atau jika dia mempunyai uang sendiri,  dinafkahkannya untuk menutupi ketekoran belanja rumah-tangganya, maka itulah wanita yang paling besar membawa keberkatan rumah-tangganya.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 199.

أعظم آية في القران آية الكرسی، وأعذل آية في القرآن " إن الله يأمر بالعدل والإحسان" وأخوف آية في القرآن "فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ومن يعمل مثقال ذرة شرا ير" وأرجی آية في القرآن "يا عبادى الذين أسرفوا على أفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا". رواه الشیرازی عن ابن مسعود

Ayat yang paling agung dalam Al Qur'an, ialah ayat Kursi, dan ayat yang menyuruh adil, ialah yang berbunyi: "Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat adil dan berbuat baik", dan ayat yang paling menakutkan ialah yang berbunyi: "Barangsiapa yang mengerjakan setimbang zarrah kebaikan, akan dilihatnya dan barangsiapa yang mengerjakan setimbang zarrah kejahatan, akan dilihatnya" dan ayat yang mengandung harapan, ialah yang berbunyi: "Hai hamba-Ku yang banyak dosa, janganlah berputus-asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa kamu sekalian”. (HR. Syirozi, Dari Ibnu Mas'ud ra.)

Penjelasan : 
Kitab Al Qur'an adalah kitab yang lengkap isinya, tentang ke Agungan Allah, kemurahan-Nya, keadilan-Nya dan sebagainya. Barangsiapa yang mempelajari Al Qur'an, maka hatinya menjadi lega dan tenang dan dia pun menjadi ummat yang taqwa kepada Allah dan tidak akan berputus-asa dari rahmat Allah. Maka pelajarilah membaca Al Qur'an, mengetahui isinya dan mengamalkannya, nanti kita menjadi ummat yang berbahagia. 

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Hadits 200.

أعلَمُوا أَنَّهُ لَيْسَ مِنْكُمْ مِنْ أحد إلأ مَالُ وَارثه أحبُ إليه من ماله ، مالك مَا قدّمُت، ومال وارثك ما أخزت. رواه النسائى عن ابن مسعود

Ketahuilah olehmu, sesungguhnya tidak ada seorang pun di antara kamu, kecuali harta pusaka ahli warisnyalah yang paling disukainya daripada hartanya sendiri, hartamu adalah yang engkau usahakan dan harta pusaka ahli warismu yang terakhir engkau terima. (HR. An Nasa'I, Dari Ibnu Mas'ud ra.)

Penjelasan : 
Tidak ada manusia yang tidak suka kepada harta pusaka, baik yang telah lalu atau harta pusaka yang akan diwarisinya, dimasa yang akan datang, sehingga sukanya kepada harta itu, lebih daripada harta sendiri. Memang hal ini cukup logis sebab harta sendiri itu dihasilkan dengan cucuran keringat, sedangkan harta warisan tinggal menerimanya saja tanpa jerih payah sedikitpun.

(Kitab Mukhtarul Ahadits Nabawiyyah - As Sayyid Ahmad Al Hasyimiy, Bab Huruf Hamzah, Halaman 28, Penerbit Al Haromain)

Website : http://www.shulfialaydrus.com/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : http://www.instagram.com/shulfialaydrus/
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : https://telegram.me/habibshulfialaydrus/
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/
LINE : shulfialaydrus
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau http://www.facebook.com/habibshulfialaydrus/
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah. 
Bank BRI Cab. JKT Joglo. 
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5. 
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. 

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shalawat ‘Azhimiyyah (As Sayyid Ahmad bin Idris (Tarekat Idrisiyyah)).

Ratib Al Akbar.

Perbendaharaan Langit dan Bumi