Dzul Hijjah (Amalan Bulan Dzul Hijjah).


Dzul Hijjah (Amalan Bulan Dzul Hijjah).

Dalil puasa sunnah di 9 hari pertama pada bulan Dzul Hijjah.

Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, bahwa salah seorang istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzul Hijjah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya. (HR. Ahmad No. 22334, Abu Daud No. 2437 dan Baihaqi 4/284-285)

Puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah. Hukumnya sunnah mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji.

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ اْلأنْصَارِيِّ رضي الله عنه، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ 

Dari Abi Qotadah ra, Rosulullah saw bersabda: "Saya mengharap kepada Allah agar puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya". (HR. Muslim No.196, Tirmizdi No.749 dan Ibnu Majah No 1756)

Imam An Nawawi mengatakan: Puasa hari Arofah dapat menghapuskan dosa dua tahun, yaitu dosa-dosa kecil. 

Dalil bolehnya berpuasa di hari Tarwiyyah (8 Dzul Hijjah) dan disunnahkan oleh sebagian ulama untuk berpuasa pada hari Tarwiyyah (8 Dzul Hijjah).

Dalil yang menjadi pegangan anjuran puasa Tarwiyyah (8 Dzul Hijjah) dan Arofah (9 Dzul Hijjah),

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين (أبو الشيخ ، وابن النجار عن ابن عباس)

Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun. (Diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas)

Di sepuluh hari pertama dibulan Dzul Hijjah selain disunnahkan untuk banyak beribadah, berdzikir (Tasbih, Tahlil dan Takbir) dan berpuasa, terutama berpuasa pada tanggal 8 dan 9 pada bulan Dzul Hijjah, juga hendaknya perbanyaklah membaca:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SyARIKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYI  WA YUMITU WA HUWA ‘ALAA KULLI SyAI’IN QODIIR
                                                                                                                                         
(Tiada  Tuhan  selain  Allah  Maha  Tunggal dan tiada  sekutu  bagi Nya,  bagi Nya Kerajaan alam semesta  dan  bagi  Nya  segala  pujian.  Maha  menghidupkan  dan  Maha  mewafatkan dan Dia Allah berkuasa atas segala sesuatu),

BACALAH kalimat mulia tersebut setiap harinya minimal 100 kali atau lebih maka itu lebih utama selama dibulan Dzul Hijjah.

Hendaknya untuk berdzikir ini selama dibulan Dzul Hijjah, bacalah setiap harinya sebanyak 3000x, atau 1000x, atau 300x atau minimal 100x dalam setiap hari, maka kalian akan beruntung kelak diakhirat, inilah yang dibaca selama dibulan Dzul Hijjah:

سُبْحَانَ اللَّه وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُوَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

SUBHAANALLAAHI WALHAMDULILLAAHI WA LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBARU WA LAA HAULA WA LAA QUWWA ILLA BILLAAHIL ‘ALIYYIL AZhIIM(I).

Artinya: Maha Suci Allah dan Segala Puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar dan Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan AIIah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Sebagian ulama menganjurkan untuk membaca dzikir ini untuk dibaca setiap hari sebanyak 10 kali mulai dari tanggal 1 hingga 10 Dzul Hijjah, inilah dzikirnya:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ اللَّيَالِيْ وَالدُّهُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ اْلأَيَّاِم وَالشُّهُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَمْوَاجِ الْبُحُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَضْعَافِ اْلأُجُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الْقَطْرِ وَالْمَطَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَوْرَاقِ الشَّجَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الشَّعْرِ وَالْوَبَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الرَّمْلِ وَالْحَجَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الزَّهْرِ وَالثَّمَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَنْفَاسِ الْبَشَرِ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ لَمْحِ الْعُيُوْنِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ تَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فِي اللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فِي الصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الرِّيَاحِ فِي الْبَرَارِيْ وَالصُّخُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ يُنْفَخُ فِي الصُّوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ خَلْقِهِ أَجْمَعِيْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADAL LAYALII WAD DUHUUR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADAL AYYAAMI WASyUHUUR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADA AMWAAJIL BUHUUR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADA ADh’AAFIL UJUUR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADAL QOThRI WAL MAThOR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADA AUROOQISy SyAJAR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADASy SyA’RI WAL WABAR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADAR ROMLI WAL HAJAR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADAZ ZUHURI WATs TsAMAR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADA ANFAASIL BASyAR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADA LAMHIL ‘UYUUN(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADA MAA KAANA WA MAA YAKUUN,
LAA ILAAHA ILLALLAHU TA’AALAA ‘AMMAA YASyRIKUUN,
LAA ILAAHA ILLALLAHU KhOIRU(N/M) MIMAA YAJMA’UUN,
LAA ILAAHA ILLALLAHU FIL LAILI IDzAA ‘AS’AS,
LAA ILAAHA ILLALLAHU FISh ShUBHI  IDzAA TANAFFAS,
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADAR RIYAAHI FIL BAROORII WASh SHUKhUUR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU MIN YAUMINAA HADzAA ILAA YAUMI YUNFAKhU FISh ShUUR(I),
LAA ILAAHA ILLALLAHU ‘ADADA KhOLQIHI AJMA’IIN,
LAA ILAAHA ILLALLAHU MIN YAUMINAA HADzAA ILAA YAUMID DIIN.

Artinya: Tiada Tuhan selain Allah sebanyak / sepanjang malam-malam dan masa, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak hari-hari dan bulan-bulan, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak ombak di lautan, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak pelipat gandaan pahala-pahala, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak rintik-rintik hujan, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak dedaunan di pohon-pohon, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak rambut dan bulu, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak pasir dan batu, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak bunga dan buah, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak hembusan nafas manusia, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak kedipan mata, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, Tiada Tuhan selain Allah Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan, Tiada Tuhan selain Allah lebih baik dari segala yang mereka kumpulkan (dari harta benda), Tiada Tuhan selain Allah pada malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, Tiada Tuhan selain Allah pada waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak angin (yang bertiup) di gurun dan tanah berbatu, Tiada Tuhan selain Allah mulai hari ini hingga hari di mana ditiup sangkakala, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak seluruh makhluk-Nya, Tiada Tuhan selain Allah mulai hari ini hingga hari pembalasan. (Kitab Kanzun Najaah Was Suruur - Syeikh ‘Abdul Hamid ibn Muhammad ‘Ali Quds)

Di hari Nahr (10 Dzul Hijjah) dan hari tasyriq disunnahkan untuk berqurban bagi yang mampu sebagaimana ini adalah ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, dengan dalil qurban berikut ini:

عن عائشة أنّ رسول اللَّهِ صلّى اللَّهُ عليه وسلّم قال ما عمل آدميٌّ من عمل يوم النّحر أحبّ إلى اللَّهِ من إهراق الدّم إنّها لتأْتي يوم القيامة بقرونها وأشعارها وأظلافها وأنّ الدّم ليقع من اللَّهِ بمكان قبل أن يقع من الأرض فطيبوا بها نفسا قال وفي الباب عن عمران بن حصين وزيد بن أرقم قال أبو عيسى هذا حديث حسن غريب لا نعرفه من حديث هشام بن عروة إلَا من هذا الوجه وأبو المثنّى اسمه سليمان بن يزيد وروى عنه ابن أبي فديك قال أبو عيسى ويروى عن رسول اللَّهِ صلّى اللَّهُ عليه وسلّم أنّه قال في الأضحيّة لصاحبها بكلّ شعرة حسنة ويروى بقرونها

Dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adhha) yang lebih dicintai oleh Allah selain dari pada mengucurkan darah (hewan kurban). Karena sesungguhnya ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban." Ia berkata; "Dalam bab ini ada hadits serupa dari Imran bin Hushain dan Zaid bin Arqam." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan gharib, kami tidak mengetahui hadits ini dari Hisyam bin Urwah selain dari jalur ini. Dan Abul Mutsanna namanya adalah Sulaiman bin Yazid. Dan Abu Fudaik telah meriwayatkan hadits darinya." Abu Isa berkata; "Telah diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Bahwasanya beliau pernah bersabda tentang kurban; "Pemiliknya akan mendapat satu kebaikan dari setiap bulunya." Dalam riwayat lain, "Dengan setiap tanduknya." (HR. At Tirmidzi No.1413 dan Ibnu Majah No.3117)

حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

Telah menceritakan kepada kami Abu Abdurrahman telah menceritakan kepada kami Abdullah bin 'Ayyasy dari Abdurrahman bin Hurmuz Al A'raj dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Barangsiapa mendapatkan kelapangan dalam rizki namun tidak mau berkurban maka janganlah sekali-kali mendekati masjid kami." (HR. Ahmad No.7924 dan Ibnu Majah No.3114)

Orang yang berkurban hendaknya jangan memotong kuku dan rambutnya (Hukum Makruh) setelah masuk tanggal 1 Dzul Hijjah sampai hewan tersebut di sembelihnya dengan dalil berikut ini:

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَخَلَتْ الْعَشْرُ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلَا يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًا قِيلَ لِسُفْيَانَ فَإِنَّ بَعْضَهُمْ لَا يَرْفَعُهُ قَالَ لَكِنِّي أَرْفَعُهُ

Dari Ummu Salamah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika telah masuk sepuluh hari (pertama di bulan Dzul Hijjah) dan salah seorang dari kalian hendak berkurban, maka janganlah mencukur rambut atau memotong kuku sedikitpun." Dikatakan kepada Sufyan, "Sebagian orang tidak memarfu'kan (hadits ini)?" Sufyan menjawab, "Akan tetapi saya memarfu'kannya." (HR. Muslim No.3653, Ibnu Majah, An Nasa’I dan Ahmad)

Website : http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/

Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shalawat ‘Azhimiyyah (As Sayyid Ahmad bin Idris (Tarekat Idrisiyyah)).

Ratib Al Akbar.

Perbendaharaan Langit dan Bumi