Dalil Mengangkat Tangan Dan Mengusapkannya Ke Wajah Ketika Berdoa.
Dalil Mengangkat Tangan Dan Mengusapkannya Ke
Wajah Ketika Berdoa.
Menengadahkan atau mengangkat tangan ketika
berdoa merupakan Sunnah Rasûlullâh shallallâhu ‘alahi wa sallam dan juga
dilakukan oleh Nabi-Nabi terdahulu. Dalam Sahih Bukhârî maupun Muslim memang
benar dijelaskan bahwa Sayyidinâ Anas bin Mâlik radhiyallâhu 'anhu menyatakan
bahwa:
كَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ
إِلاَّ فِي اْلاسْتِسْقَاءِ وَإِنَّهُ يَرْفَعُ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ
“Dahulu Nabi Muhammad tidak mengangkat
tangannya dalam satupun doanya, kecuali ketika berdoa memohon hujan.
Sesungguhnya beliau saat itu mengangkat kedua tangannya hingga putih kulit
ketiak beliau terlihat.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagian besar ulama menjelaskan bahwa yang
dimaksud oleh Sayyidinâ Anas adalah bahwa ketika Rasûlullâh shallallâhu ‘alahi
wa sallam berdoa, ia tidak pernah melihat beliau mengangkat kedua tangannya
setinggi ketika berdoa memohon hujan. Bukan berarti sahabat yang lain tidak
pernah melihat Rasûlullâh shallallâhu ‘alahi wa sallam mengangkat kedua
tangannya ketika berdoa. Buktinya, banyak riwayat Sahih yang menjelaskan bahwa
sejumlah sahabat melihat Rasûlullâh shallallâhu ‘alahi wa sallam mengangkat
kedua tangan beliau ketika berdoa. Beberapa hadîts di bawah ini cukup sebagai
dalil yang kuat tentang Sunnahnya mengangkat tangan ketika berdoa. Imam Suyûthî
di dalam Risâlah-nya telah menyebutkan lebih dari 20 sahabat dan sekitar 40
hadîts yang menjelaskan hal ini (Sayid ‘Abdurrahmân bin Muhammad Al-Masyhûr,
Bughyatul Mustarsyidîn, Dârul Fikr, Beirut, Libanon, 1994/1).
Dalam Sahih Bukhârî disebutkan, bahwa ketika
hendak membaca ayat di bawah ini, Nabi Ibrâhîm terlebih dahulu menghadap ke
arah kiblat dan mengangkat (menengadahkan) kedua tangannya. Ya Tuhan kami,
Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya
Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah
hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari
buah-buahan, semoga mereka bersyukur. (QS Ibrâhîm, 14:37)
Dalam Sahih Bukhârî juga diceritakan bahwa
ketika mendengar wafatnya Abû ‘Amir radhiyallâhu 'anhu, Rasûlullâh shallallâhu
‘alahi wa sallam segera berwudhu, kemudian mengangkat kedua tangannya dan
mengucapkan doa berikut:
اللّهُمَّ اغْفِرْ
لِعُبَيْدٍ أَبِي عَامِرٍ
Ya Allâh, ampunilah ‘Ubaid, Abû ‘Amir.”
Sahabat yang meriwayatkan hadits ini menyatakan bahwa Rasûlullâh shallallâhu
‘alahi wa sallam mengangkat kedua tangannya hingga putih kulit ketiak beliau
terlihat.
Dalam Sahih Muslim disebutkan bahwa ketika
Fathul Makkah, selesai thawaf, Rasûlullâh shallallâhu ‘alahi wa sallam naik ke
bukit Shafâ, menghadap ke arah kiblat, mengangkat kedua tangannya dan berdoa di
sana.
Abû Dâwûd, Tirmidzî, Ibnu Mâjah, Ibnu Hibbân
dan Hâkim meriwayatkan bahwa dalam sebuah hadîts sahih menurut Syarah Bukhârî
dan Muslim, Rasûlullâh shallallâhu ‘alahi wa sallam bersabda:
إنَّ اللهَ حَيِيٌّ
كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْراً
خَائِبَتَيْنِ
Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha
Pemurah. Allah malu jika seseorang mengangkat kedua tangannya (memohon)
kepadaNya kemudian Ia mengembalikannya dalam keadaan kosong dan tidak
mendapatkan apa-apa. (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Mâjah, Ibnu Hibbân dan
Al Hakim)
Dalam hadîts yang sahih sanadnya, Imam Hakim
meriwayatkan bahwa Rasûlullâh shallallâhu ‘alahi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ رَحِيْمٌ
حَيِيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِيْ مِنْ عَبْدِهِ أَنْ يَرْفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ ثُمَّ
لاَ يَضَعُ فِيْهِمَا خَيْراً
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Pemalu
dan Maha Pemurah. Allah malu kepada hambaNya jika ia mengangkat kedua tangannya
(memohon) kepadaNya, kemudian Ia tidak meletakkan kebaikan di kedua tangan
tersebut. (HR. Al Hakim)
Imam Hâkim dalam Al-Mustadraknya meriwayatkan
bahwa Rasûlullâh shallallâhu ‘alahi wa sallam bersabda:
إِذَا سَأَلْتُمْ
اللهَ فَاسْأَلُوْهُ بِبُطُوْنِ أَكُفِّكُمْ وَلاَ تَسْأَلوْهُ بِظُهُوْرِهَا وَامْسَحُوْا
بِهَا وُجُوْهَكُمْ
Jika kalian memohon kepada Allah, maka
memohonlah dengan telapak tangan kalian, jangan memohon kepadaNya dengan
punggung telapak tangan kalian, setelah itu usapkanlah kedua telapak tangan
kalian ke wajah kalian. (HR. Al Hakim)
Imam Tirmidzî meriwayatkan sebuah hadits
Sahih Gharîb bahwa Sayyidina 'Umar radhiyallâhu ‘anhu berkata:
كَانَ رَسُوْلُ
اللهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ فِيْ الدُّعَاءِ لَمْ يَحُطَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا
وَجْهَهُ
Dahulu ketika Rasûlullâh shallallâhu ‘alahi
wa sallam mengangkat tangannya dalam berdoa, beliau tidak menariknya kembali
sebelum mengusapkan kedua telapak tangannya tersebut ke wajah beliau. (HR. At
Tirmidzî)
Dan masih banyak lagi dalil-dali yang lainnya
yang berhubungan dengan sunnah mengangkat tangan ketika berdo’a dan
mengusapkannya ke wajah ketika selesai berdo’a.
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al
‘Aydrus.
محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس
محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس
Komentar
Posting Komentar